Pemogokan Besar Buruh di Surabaya 1925

Daerah Kali Mas Surabaya 1890 Pusat Industri dan Perdagangan Kota Surabaya (Koleksi: www.kitlv.nl)

Daerah Kali Mas Surabaya 1890 Pusat Industri dan Perdagangan Kota Surabaya (Koleksi: http://www.kitlv.nl)

Di waktu pemogokan besar ini dimaloemkan orang mesti putar kajoen di seluruh kota Surabaya dan orang nanti bisa dapat pemandangan luas tentang pabrik mesin yang dimogoki. Baca lebih lanjut

Pemogokan di Stooomkoffie Brandery Karangredjo di Blitar

 

Perkebunan kopi Karangredjo di Blitar 1925 (koleksi: www.kitlv.nl)

Perkebunan kopi Karangredjo di Blitar 1925 (koleksi: http://www.kitlv.nl)

Pada tanggal 25 November 1925 kaum buruh di Stoomkoffie Brandery Karangredjo kira-kira jam 9.30 sama didatangi oleh serombongan polisi terdiri dari asisten residen, patih, asisten wedana dan lain-lainnya, berhubung dengan tuntutannya kaum buruh di situ pada tanggal 23 ini bulan. Waktu itu juga mesin pabrik diberhentikan dan sebagian kaum buruh yang dianggap berbahaya dilepas lebih dulu, sedang yang ketinggalan di situ sama dikumpulkan dan dibujuk dengan perkataan manis-manis, agar itu tidak membikin pemogokan. Di situ patih tanya: “siapa yang akan mogok?” Lalu ada 5 pegawai yang maju dihadapan patih, yang mana mereka itu terus dituntut saja dan ditahan di algemeene polisi, tetapi lalu dilepaskan lagi, dengan ancaman jika mereka itu berjalan-jalan mendekati pabrik akan ditangkap. Baca lebih lanjut

Mooi Indie atau Postkolonial

Pengolahan tembakau tradisional di Pajo Koemboeh Sumatra 1911 (Koleksi: www.geheugenvannederland.nl)

Pengolahan tembakau tradisional di Pajo Koemboeh Sumatra 1911 (Koleksi: http://www.geheugenvannederland.nl)

Sudah beberapa lama ini saya terlibat dalam berbagai group di FB yang berkaitan dengan sejarah kota dan saya sangat antusias melihat begitu bersemangatnya para admin group maupun anggotanya terlibat dalam memberikan info-info yang berkaitan dengan masa lalu sebuah kota maupun Indonesia secara umum dalam balutan foto-foto masa lampau. Mulai dari gedung-gedung tua, aktivitas masyarakat kota hingga perubahan-perubahan kota dengan membandingkan foto-foto masa lampau dengan masa kini.

Menurut saya hal tersebut sangat menggairahkan, tetapi juga membosankan. Menggairahkan, karena begitu banyak kawan-kawan yang terlibat aktif mencari sumber-sumber masa lampau dalam bentuk gambar digital maupun gambar-gambar foto yang diambil melalui berbagai kegiatan hunting foto di berbagai kota. Hal ini menambah wawasan dan juga semakin terdokumentasikannya artefak-artefak sejarah dalam bentuk bangunan-bangunan kuno dan bermanfaat untuk melestarikan bangunan-bangunan ini. Melalui foto-foto tersebut kita akan disuguhi keindahan masa lalu (Mooi Indie) melalui hasil jepretan kamera-kamera tersebut, membawa kita seolah-olah berada di sana dalam suasana masa lampau yang tenang, indah, tanpa hiruk pikuk masalah sosial politik yang berkembang pada masa tersebut. Pada mulanya istilah Mooi Indie pernah dipakai untuk memberi judul reproduksi sebelas lukisan pemandangan cat air Du Chattel yang diterbitkan dalam bentuk portfolio di Amsterdam tahun 1930. Namun demikian istilah itu menjadi popular di Hindia Belanda semenjak S. Sudjojono memakainya untuk mengejek pelukis-pelukis pemandangan dalam tulisannya pada tahun 1939. Dia mengatakan bahwa lukisan-lukisan pemandangan yang serba bagus, serba enak, romantis bagai di surga, tenang dan damai, tidak lain hanya mengandung satu arti: Mooi Indie (Hindia Belanda yang Indah). Lukisan-Iukisan Mooi Indie dapat dikenali dari penampilan fisiknya. Bentuk atau subyek maternya adalah pemandangan alam yang dihiasi gunung, sawah, pohon penuh bunga, pantai atau telaga. Selain itu kecantikan dan eksotisme wanita-wanita pribumi, baik dalam pose keseharian, sebagai penari, atau pun dalam keadaan setengah busana. Laki-Iaki pribumi juga sering muncul sebagai obyek lukisan, biasanya sebagai orang desa, penari atau bangsawan yang direkam dalam setting suasana Hindia Belanda.[1] Inilah yang sering digunakan sebagai pencitraan untuk menutupi eksploitasi kolonial Belanda.

Baca lebih lanjut