Pembawa Payung Pada Masa Lampau di Jawa

Pembawa payung bangsawan di Jawa 1845 (Koleksi: www.kitlv.nl)

Pembawa payung bangsawan di Jawa 1845 (Koleksi: http://www.kitlv.nl)

Payung memiliki bentuk, corak dan ragam yang beraneka warna. Menunjukkan fungsinya sebagai penahan panas matahari dan air hujan pada masa kini. Tetapi tidak semua orang senang menggunakan alat ini pada saat matahari terik ataupun saat hujan. Mungkin saat hujan banyak orang yang sedia payung, tetapi bagi yang malas biasanya menggunakan jasa ojek payung untuk melindungi tubuh dari guyuran air hujan. Baca lebih lanjut

MASYARAKAT DAN PERUBAHAN SOSIAL: SURAKARTA AWAL ABAD XX

Tengah Passar Besar-Solo 1895 (Koleksi: http://www.kitlv.nl)

Pada awal abad XX tumbuh elit modern Indonesia yang gejala dan prosesnya juga tampak dalam konteks lokal Surakarta yang semula merupakan kota kerajaan di pedalaman yang diawasi pemerintah kolonial, mulai berubah wajah dan semangatnya. Perubahan ini disebabkan berbagai faktor yang mendorong berbagai kemajuan di tanah kerajaan berkaitan dengan berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah kolonial Belanda, mulai dari status kerajaan hingga berbagai kebijakan ekonomi – politik kolonial. Baca lebih lanjut

Batik dan Politik Kekuasaan

Pakubuwono X bersama Ratu Mas dan Sekar Kedaton 1935 (Koleksi: Perpustakaan Sanapustaka Kraton Kasunanan Surakarta)

Batik beberapa tahun belakangan begitu digandrungi dan dirayakan dengan berbagai acara seremoni megah di beberapa kota di Jawa. Kain atau pun tehnik ini menjadi ikon nasionalisme masyarakat Indonesia khususnya Jawa karena warisan masa lalu yang masih hidup ini telah ditetapkan oleh Unesco sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009. Begitu bangganya, masyarakat di kota Solo mengadakan berbagai acara yang bertemakan batik, dari fashion show hingga yang termegah adalah Solo Batik Carnival. Selain itu murid-murid di sekolah dan para pegawai diwajibkan menggunakan baju batik setiap jumat. Dan ketika hari kemerdekaan RI masyarakat di Solo diwajibkan bergotong-royong menghiasi gapura masuk perkampungan dengan motif batik.
Baca lebih lanjut