Ronda Kampung

Pos Ronda di Jawa tahun 1853 (Koleksi: www.kitlv.nl)

Pos Ronda di Jawa tahun 1853 (Koleksi: http://www.kitlv.nl)

Malam semakin merayap, sementara kelelahan menghinggapi tubuh-tubuh yang seharian beraktifitas. Di dalam kelelahan terbentik niat untuk merebahkan diri melepaskan penat, tetapi tugas dan kewajiban dalam kehidupan sosial juga harus dipenuhi. Menjaga keamanan lingkungan secara bersama-sama atau biasa disebut juga “Ronda Kampung” menjadi kewajiban kita dalam menjaga keamanan lingkungan.

Sebenarnya ronda kampung dalam gambaran saya dan penafsiran saya adalah sebuah kegiatan ala militer dalam mengamankan base camp mereka. Dalam beberapa games strategi yang saya mainkan selalu ada opsi untuk membuat “Watch House” atau Pos Ronda. Tempat ini biasanya sebagai tempat berkumpul petugas ronda untuk mengintai para penyusup ataupun serangan musuh yang dilakukan secara diam-diam. Pos ronda juga memberikan pandangan yang luas atas wilayah yang dikuasai sehingga memberikan peringatan dini akan datangnya suatu bahaya. Baca lebih lanjut

Meester Cornelis Perkampungan Pinggir Sungai

 

Pada abad ke-17, daerah ini merupakan pemukiman para pangeran kesultanan Banten. Di tahun 1661, Cornelis Senen, seorang guru agama Kristen yang berasal dari Banda, Maluku, membeli tanah di daerah aliran sungai Ciliwung. Sebagai guru dan kepala kampung, Cornelis Senen diberi gelar Meester. Semenjak dibangunnya Jalan raya Daendels, tanah yang dimiliki oleh Cornelis Senen secara partikelir ini berkembang pesat menjadi pemukiman dan pasar yang ramai. Hingga kini masyarakat menyebutnya dengan Meester Cornelis atau Mester. Baca lebih lanjut