Siti Soendari aktif dalam Organisasi Inlandsche Journalistenbond dan Redaktur pada majalah wanita Wanitosworo. Ini adalah tulisannya yang dimuat di Doenia Bergerak No. 2 Tahun 1914.
“Oleh karena banyak saudara-saudara yang kepengin tahu lezingnya Raden Ajoe Siti Soendari, Redactie tijdschrijft Wanito Sworo, Secretaresse Budi Wasito, Lid Journalistenbond, guru sekolah anak perempuan di Pacitan, yang di baca oleh Pengarang Sarotomo pada waktu algemeene vergadering I.J.B. menjadi perlu hal itu kami siarkan di sini, demikianlah bunjinya”:
Maaflah tuan yang berhadlir di sini! Saja Raden ayu Siti Soendari guru sekolah anak perempuan di kota Pacitan, sudah antara lama mengandung kemasgulan di dalam hati, yang hidupnya orang-orang kecil, sangat tidak dihargakan oleh bangsa tengahan, istimewa pula bangsawan-bangsawan. Halnya kita orang dapat berhidup senang ini, lantaran dari daya keringatnya orang-orang kecil. Jikalau kita tidak dapat pertolongannya orang kecil, kita tentu terpaksa bekerja sendiri dengan mandi keringat. Menjadi hilanglah kebesaran dan kemuliaan kita. Oleh karena itu tidak pantas sekali orang-orang kecil disia-sia atau dibuat semau-maunya. Hal itu saya puji kepada Allah mudah-mudahan lekas dinyahkan dari luar bumi adanya. Adapun sebabnya saya menaruh kemasgulan di dalam hati itu, karena bakal keturunan saya kelak, tentu banyak yang menjadi orang kecil, tertimbang yang jadi bangsa tengahan atau bangsawan. Baca lebih lanjut