Pedagang Asongan Masa Kolonial Belanda

Pedagang Asongan di Stasiun Kedoe, Jawa Tengah 1910 (Koleksi: www.kitlv.nl)

Pedagang Asongan di Stasiun Kedoe, Jawa Tengah 1910 (Koleksi: http://www.kitlv.nl)

Pelarangan, penggusuran bahkan pengusiran para pedagang asongan di beberapa stasiun kereta api menjadi topik berita beberapa waktu yang lalu. Ketika stasiun kereta api mulai menampilkan wajah modernitasnya dengan menjaga ketertiban dan keteraturannya maka sesuatu yang dianggap mengganggu harus disingkirkan. Pedagang asongan mungkin sesuatu yang dianggap mengganggu dan harus diusir, dilarang untuk berjualan di stasiun kereta api. Dan digantikan dengan “franchise-franchise” modern yang lebih teratur dan tentunya memiliki pemasukan-pemasukan bagi stasiun yang menguntungkan. Bahkan diberlakukan juga bagi stasiun-stasiun yang memberangkatkan kereta kelas Ekonomi. Atau bisa juga dalam bisnis hal ini untuk meningkatkan pelayanan bagi masyarakat pengguna jasa kereta api terhadap gangguan dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh para pedagang, pengamen, dan para pengais rejeki lainnya di stasiun maupun di dalam kereta api.  Tentunya hal ini menjadi pro dan kontra dalam masyarakat. Baca lebih lanjut

Toilet Pada Masa Lampau

Wc di atas kolam di Jawa 1925 (Koleksi: www.kitlv.nl)

Wc di atas kolam di Jawa 1925 (Koleksi: http://www.kitlv.nl)

Masalah kesehatan memang berkaitan dengan kebersihan, maka banyak slogan-slogan yang mengkaitkan kebersihan dengan kesehatan. Mulai kesehatan pribadi hingga lingkungan, semua telah diatur dengan cermat agar individu menjadi sehat dan masyarakat menjadi kuat.

Wc di Pinggir kali di Nederlands-Indië 1925 (Koleksi: www.kitlv.nl)

Wc di Pinggir kali di Nederlands-Indië 1925 (Koleksi: http://www.kitlv.nl)

Berbicara masalah kebersihan dan kesehatan juga tidak dapat dilepaskan dengan berbagai budaya masyarakat yang melingkupinya. Masyarakat Eropa yang datang ke Indonesia pada masa kolonial jelas menganggap masyarakat kita sebagai masyarakat yang kotor baik secara pribadi maupun lingkungan. Maka budaya sanitasi Eropa mulai diterapkan kepada masyarakat Indonesia, salah satunya adalah buang air terutama buang air besar. Baca lebih lanjut

Pembawa Payung Pada Masa Lampau di Jawa

Pembawa payung bangsawan di Jawa 1845 (Koleksi: www.kitlv.nl)

Pembawa payung bangsawan di Jawa 1845 (Koleksi: http://www.kitlv.nl)

Payung memiliki bentuk, corak dan ragam yang beraneka warna. Menunjukkan fungsinya sebagai penahan panas matahari dan air hujan pada masa kini. Tetapi tidak semua orang senang menggunakan alat ini pada saat matahari terik ataupun saat hujan. Mungkin saat hujan banyak orang yang sedia payung, tetapi bagi yang malas biasanya menggunakan jasa ojek payung untuk melindungi tubuh dari guyuran air hujan. Baca lebih lanjut

Penjual Daging Babi Keliling Di Jawa Masa Kolonial

Penjual Daging Babi di Jawa 1920 (Koleksi; www.kitlv.nl)

Penjual Daging Babi di Jawa 1920 (Koleksi; http://www.kitlv.nl)

Penjual daging babi keliling merupakan jenis pekerjaan yang ada pada masa kolonial Belanda di Jawa. Pekerjaan ini didominasi oleh Etnis China dan diperjualbelikan kepada masyarakat China dan Eropa. Masyarakat Jawa yang mayoritas Islam melarang anggota masayarakatnya yang muslim untuk mengkonsumsi daging ini karena dianggap haram. Penjual daging babi keliling ini membawa barang jualannya dengan dipikul menggunakan pikulan bambu yang disamping kanan dan kirinya terdapat keranjang dari bambu untuk menaruh daging babi. Peralatan lain yang dibawa adalah timbangan dan pisau untuk memotong daging babi tersebut.

Penjual Daging Babi di Jawa 1880 (Koleksi: www.kitlv.nl)

Penjual Daging Babi di Jawa 1880 (Koleksi: http://www.kitlv.nl)

Saat ini penjual daging babi keliling sudah langka karena peredaran daging ini sangat dibatasi dan biasanya terdapat di pasar-pasar tertentu. Saya yakin disetiap kota besar pada masa kolonial Belanda dulu terutama di wilayah pecinan banyak berlalu-lalang penjual babi keliling ini.

Penjual Daging Babi di Jawa 1867 (Koleksi: www.kitlv.nl)

Penjual Daging Babi di Jawa 1867 (Koleksi: http://www.kitlv.nl)

———–0000————–

Pedagang Ayam Keliling Masa Kolonial

Pedagang ayam keliling di Jawa 1867 (Koleksi: www.kitlv.nl)

Pedagang ayam keliling di Jawa 1867 (Koleksi: http://www.kitlv.nl)

Mengulas aktifitas masyarakat tempo dulu selalu menarik walaupun dengan sedikit keterbatasan dalam hal data sejarah. Tetapi memang seharusnya bahwa setiap individu, kelompok masyarakat memiliki sejarah sendiri dan layak untuk ditulis walaupun tidak mendetail. Atau dapatlah kita sebut sebagai serpihan, puzzle, potongan yang akan melengkapi bagaimana masa lalu bergerak dan digerakkan. Sejarah memang tidak seharusnya dikuasai oleh tokoh-tokoh besar tanpa memberi ruang bagi masyarakat kecil untuk ditulis. Mungkin mereka tidak terlalu berarti bagi perubahan besar sejarah manusia tetapi setidaknya mereka berarti bagi dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya. Maka tidak heran bahwa keberadaan masyarakat yang beraktifitas secara individu sering terlewatkan. Padahal aktifitas tersebut hingga saat ini masih bisa kita lihat. Baca lebih lanjut

Ronda Kampung

Pos Ronda di Jawa tahun 1853 (Koleksi: www.kitlv.nl)

Pos Ronda di Jawa tahun 1853 (Koleksi: http://www.kitlv.nl)

Malam semakin merayap, sementara kelelahan menghinggapi tubuh-tubuh yang seharian beraktifitas. Di dalam kelelahan terbentik niat untuk merebahkan diri melepaskan penat, tetapi tugas dan kewajiban dalam kehidupan sosial juga harus dipenuhi. Menjaga keamanan lingkungan secara bersama-sama atau biasa disebut juga “Ronda Kampung” menjadi kewajiban kita dalam menjaga keamanan lingkungan.

Sebenarnya ronda kampung dalam gambaran saya dan penafsiran saya adalah sebuah kegiatan ala militer dalam mengamankan base camp mereka. Dalam beberapa games strategi yang saya mainkan selalu ada opsi untuk membuat “Watch House” atau Pos Ronda. Tempat ini biasanya sebagai tempat berkumpul petugas ronda untuk mengintai para penyusup ataupun serangan musuh yang dilakukan secara diam-diam. Pos ronda juga memberikan pandangan yang luas atas wilayah yang dikuasai sehingga memberikan peringatan dini akan datangnya suatu bahaya. Baca lebih lanjut